Search
Close this search box.
EcoStory

Pungut Sampah Berusia 22 Tahun dari Dasar Laut Ternate

Bagikan Tulisan
Sampah kertas terbungkus plastik yang diambil dari dalam laut oleh penyelam TNI AL dalam Beach Clean Up Ternate di Pantai Nukila (Dok. EcoNusa/Apriasih)

Seorang penyelam TNI AL dari Pangkalan Angkatan Laut Ternate yang mengikuti aksi bersih laut (Beach Clean Up) menemukan sampah berupa satu bundel kertas bertahun 1997/1998 yang masih utuh dari dalam air. Berarti sudah 22 tahun sampah kertas itu terbenam di lautan Ternate. Kertas yang seharusnya hancur saat terkena air masih tampak utuh lengkap dengan catatan yang terbaca jelas karena dibuang dalam kondisi terbungkus plastik tipis. Plastik memang membutuhkan waktu panjang, bahkan mencapai ribuan tahun untuk dapat terurai. Temuan ini membuktikan bahwa teror monster plastik yang selama ini disebut-sebut mengancam lautan Indonesia terbukti kebenarannya.

Yang lebih menyedihkan, sampah yang kerap dianggap berakhir di lingkungan sekitar ternyata dapat mengotori lautan yang jaraknya ribuan kilometer. Tim Beach Clean Up Ternate mencoba menelusuri temuan sampah-sampah tua di lokasi. Ternyata kertas catatan terbungkus plastik tersebut diduga berasal dari Surabaya, kota yang jaraknya lebih dari 2.800 kilometer dari Ternate.

Baca juga: Kaum Muda Ternate Melawan Sampah Plastik di Laut

Menyadari ancaman plastik tersebut, Universitas Khairun Ternate dengan dukungan Yayasan EcoNusa menyelenggarakan Beach Clean Up di Pantai Nukila dan Falajawa pada 28 Oktober 2020. Tujuannya untuk mengingatkan masyarakat akan banyaknya monster plastik yang menghantui laut Ternate. Dengan dukungan dari LANAL Ternate, Kodim 1501/Ternate, Polairud Ternate, Komunitas Dodoku Free Dive, Komunitas Jeep Ternate, Universitas Muhammadiyah Ternate dan berbagai elemen masyarakat lainnya, 350 peserta Beach Clean Up Ternate berhasil mengumpulkan lebih dari 8,4 ton sampah plastik dari pantai dan dasar laut.

“Di Ternate sendiri, setiap harinya masyarakat menghasilkan 70.000-80.000 ton sampah, dimana 20.000 ton diantaranya adalah plastik,” jelas Yus Karim, Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Ternate.

Sampah akibat pemakaian plastik sekali pakai oleh masyarakat di daratan mengalir melalui sungai-sungai menuju laut dan terbawa arus hingga ke lautan lepas. Ujung perjalanan sampah plastik ini sebenarnya berakhir kembali ke manusia. Sebab di lautan plastik tidak hanya menjadi jerat bagi satwa laut, tetapi juga terkonsumsi oleh biota-biota tersebut. Pada akhirnya, biota tersebut kembali ke hadapan manusia sebagai hidangan bahari dengan kandungan mikroplastik di dalam dagingnya yang tentu membahayakan kesehatan manusia.

“Saya senang para akademia, terutama rekan-rekan pemuda seperti mahasiswa dapat turut aktif menjaga persatuan sekaligus melindungi lingkungan kita, terutama laut Kota Ternate,” kata Syawal Abdulajid, Wakil Rektor Bidang Kerjasama, Kemahasiswaan, dan Alumni Universitas Khairun Ternate. 

Selain di Kota Ternate, rangkaian Beach Clean Up dalam rangka hari Sumpah Pemuda ini juga dilaksanakan di lima kota lain, yaitu Malang, Surabaya, Yapen, Manokwari, dan Ambon pada akhir bulan Oktober 2020 lalu. 

Editor: V.A Wulandani & Leo Wahyudi

EcoBlogs Lainnya

Copyright ©2023.
EcoNusa Foundation
All Rights Reserved